Powered By Blogger

Kamis, 15 Desember 2011

Seperti Inikah Tahun 3000 Nanti?











Sarjana Menganggur, Pendidikan Gagal

"NON scholae sed vitae discimus." Demikian pepatah Latin. Artinya kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup. Ungkapan ini mempunyai pesan khusus bagi dunia pendidikan. Yaitu pendidikan tidak boleh berhenti di ruangan kelas/kuliah. Tetapi harus sambung dengan kebutuhan dan persoalan konkrit masyarakat lokal. Pendidikan perlu membumi! Pepatah Latin itu membuat kita bertanya diri. Bagaimana realitas sosial kaum muda NTT yang tergolong berpendidikan saat ini? Apa yang terjadi atas diri mereka selepas dari perguruan tinggi? Sanggupkah mereka memberikan solusi secara kreatif atas persoalan dan kebutuhan masyarakat lokal dimana mereka hidup?  


Problematika Pendidikan  
Tidak tersangkal, fenomena sosial NTT menunjukkan banyak sarjana saat ini menganggur. Alasannya pasti bermacam ragam. Namun satu dari alasan paling mendasar ialah karena tidak punya kemampuan menciptakan sendiri lapangan kerja. Telah menjadi gejalah umum dari tahun ke tahun. Puluan ribu pemuda NTT dari berbagai tingkat pendidikan dan disiplin ilmu berjuang keras berlomba-lomba merebut sekitar ratusan atau bahkan hanya puluhan posisi lowong pegawai negeri sipil. Mengapa begitu bergelora menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari pada berwirausaha? Padahal berwirausaha itu berpeluang mendapat duit lebih banyak dari pada menjadi PNS, dan sekaligus berpotensi besar membuka lapangan kerja baru bagi orang lain. 

Kita butuh riset tentang fenomena ini! Coba dihitung. Berapa banyak sarjana baru kita tahun ini yang berpikir serius dan mulai mencoba ciptakan sendiri lapangan kerja di tengah masyarakat? Patut disayangkan! Ilmu yang dipelajari bertahun-tahun lamanya ternyata tidak cukup menyulap mereka berpikir kreatif, menciptakan lapangan kerja dan menjadi lebih mandiri. Konyolnya, selepas dari perguruan tinggi, mereka malah tambah konsumptif. Artinya berlomba-lomba merebut lowongan kerja yang diciptakan pihak negara atau swasta. Pada titik ini, output pendidikan kita baru hanya mampu melahirkan ‘sarjana pencari kerja’ dan bukannya pencipta kerja.

 
Akar Permasalahan 
Menyimak fenomena sosial pendidikan itu, kita pantas bertanya: di manakah letak akar permasalahannya? Tentunya kita bisa temukan banyak faktor di balik gejalah ini kalau mulai menganalisisnya. Tapi kali ini kita cukup soroti dulu faktor yang berkaitan dengan model pendidikan yang kurang sambung dengan persoalan dan kebutuhan lokal. Melirik praktek pendidikan saat ini, tidak sulit ditemukan bahwa proses pendidikan dan pengajaran pada banyak sekolah dan perguruan tinggi masih tetap terfokus pada persoalan transfer serta penghafalan pengetahuan teoritis dan abstrak sebatas buku-buku teks atau diktat. Pengajar (guru/dosen) masuk kelas lalu menjejali pikiran maha (siwa) dengan pengetahuan informatif dan teoritis melulu dari buku-buku teks. Habis perkara! Proses pendidikan berlangsung dalam kondisi guru/dosen dan buku teks-sentris. 

Dalam actus pendidikan ini, tidak ada minat dan perhatian sama sekali terhadap prinsip partisipasi guru-murid. Yang ada cuma monopoli guru dan buku teks. Kalau partisipasi saja tidak ada, jangan harap mau omong soal relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Paolo Freire (1921-1997) menilai sistem ini sebagai sistem pendidikan ala bank (the banking system of education) di mana maha (siswa) diposisikan sebagai deposito kosong yang harus diisi oleh si guru/dosen yang pintar. Freire mengritik habis-habisan sistem pendidikan ini. Sebab bertentangan dengan hakekat maha (siswa) sebagai insan yang terbuka dan aktip belajar. Maha (siswa) bukan karung kosong (benda mati) yang bisa diisi sesuka hati dengan apa saja oleh si pintar-guru. 

Sejalan dengan Freire, filsuf dan ahli pendidik Alfred North Whitehead, menggagas bahwa pendidikan tidak sekadar melakukan transfer ilmu, melainkan memberi kemampuan tertentu kepada peserta didik agar sanggup mencarikan solusi secara kreatif atas persoalan hidup sehari-hari. Seorang teman (anak daerah) menggambarkan secara menarik kondisi pendidikan di NTT saat ini lewat sebuah anekdot tentang jagung. Katanya, tingkat pendidikan kita baru sampai pada titik memberi teori ala kadarnya tentang jagung dan bagaimana menanam jagung. Tetapi belum sampai mendorong peserta didik berani turun ke lapangan, mengolah tanah, memilih bibit jagung unggul, menanam dan merawatnya sampai berhasil. Kemudian menjualnya dengan harga tinggi atau mengolahnya menjadi bahan makanan enak yang bisa terjual habis.  

Pendidikan yang Membumi  
Menilik problematika, output dan pokok permasalahan pendidikan itu, maka actus pendidikan ke depan perlu lebih membumi. Artinya ide dan teori yang diajarkan perlu punya relevansi dengan kebutuhan dan persoalan konkrit. Misalmya, persoalan keadaan tanah yang tandus, kemiskinan, potensi pertanian dan kelautan yang perlu digarap agar menjadi kekayaan rill yang bisa dinikmati, kesehatan dan persoalan pendidikan setempat. Teori perlu diaktualisasikan dalam tindakan nyata. Dalam konteks pendidikan yang membumi ini, proses pendidikan perlu menjaga perimbangan antara teori dan praktek kehidupan. 

Aristotles (384-322 BC) dalam Treatise on Education memberi penekanan kuat terhadap keseimbangan antara aspek teoritis dan praktis dari pendidikan. Rudolf Steiner (1861-1925) menegaskan, pendidikan tidak boleh mengutamakan perkembangan aspek intelektual melulu tetapi juga praktis, kreativitas dan kebebasan manusia. Reproduksi pendidikan yang tidak memperhatikan aspek aktualitas atau relevansi pendidikan dengan hidup, persoalan dan kebutuhan masyarakat lokal adalah pendidikan yang gagal. 

Secara sosial, pendidikan yang bersentuhan dengan teori dan wacana semata-mata tanpa peduli akan kontekstualisasi dan aplikasi konkrit merupakan pendidikan yang tidak bertanggung jawab. Mengapa tidak bertanggung jawab? Sebab model pendidikan seperti ini tentunya tidak akan menghasilkan generasi baru yang memiliki kepekaan sosial serta rasa tanggung jawab tinggi terhadap hidup dan kemajuan masyarakat. Sebaliknya menghasilkan manusia konsumptif, apatis dan egoistik. 

Inilah Asal-Usul Kenapa 1hari=24jam, 1jam=60menit, 1menit=60detik

Pernahkah agan2 bertanya-tanya mengapa dalam 1 hari ada 24 jam, dalam 1 menit ada 60 detik, dan dalam 1 detik ada 60 menit? Inilah jawabannya gan. Cekidot





Sistem bilangan yang paling banyak digunakan manusia saat ini adalah sistem desimal, yaitu sebuah sistem bilangan berbasis 10. Namun untuk mengukur waktu kita menggunakan sistem duodesimal (basis 12) dansexadesimal (basis 60). Hal ini disebabkan karena metode untuk membagi hari diturunkan dari sistem bilangan yang digunakan oleh peradaban kuno Mediterania. Pada sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kunomenggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.





Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut dengan“jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam hari.





Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian panjang hari dan panjang malam tidaklah sama, tergantung musimnya(contoh: saat musim panas hari lebih panjang dibandingkan malam). Oleh karena itu pembagian jam dalam satu hari pun berubah-ubah sesuai dengan musimnya. Sistem waktu ini disebut dengan sistem waktu musiman. Pada sekitar tahun 147-127 SM, seorang ahli astronomi Yunani bernama Hipparchus menyarankan agar banyaknya jam dalam satu hari dibuat tetap saja yaitu sebanyak 24 jam, disebut dengan sistem waktu equinoctial. Namun sistem ini baru diterima secara luas oleh saat ditemukannya jam mekanik di Eropa pada abad ke-14.



Hipparcus



Eratosthenes (276-194 SM), seorang ahli astronomi Yunani lainnya membagi sebuah lingkaran menjadi 60 bagian untuk membuat sistem geografis latitude. Teknik ini didasarkan atas sistem berbasis 60 yang digunakan oleh orang-orang Babilonia yang berdiam di Mesopotamia, yang jika ditilik lebih jauh diturunkan dari sistem yang digunakan oleh peradaban Sumeria sekitar 2000 SM. Tidak diketahui dengan pasti mengapa menggunakan sistem bilangan berbasis 60, namun satu dugaan mengatakan untuk kemudahan perhitungan karena angka 60 adalah merupakan angka terkecil yang dapat dibagi habis oleh 10, 12, 15, 20 dan 30.



Eratosthenes


Satu abad kemudian, Hipparchus memperkenalkan sistem longitude 360 derajat. Dan pada sekitar 130 M,Claudius Ptolemy membagi tiap derajat menjadi 60 bagian. Bagian pertama disebut dengan partes minutae primae yang artinya menit pertama, bagian yang kedua disebut partes minutae secundae atau menit kedua, dan seterusnya. Walaupun ada 60 bagian, yang digunakan hanyalah 2 bagian yang pertama saja dimana bagian yang pertama menjadi menit, dan bagian yang kedua menjadi detik. Sedangkan sisa 58 bagian yang lainnya membentuk satuan waktu yang lebih kecil daripada detik.

Sistem waktu ini membutuhkan waktu berabad-abad untuk tersebar luas penggunaannya. Bahkan jam penunjuk waktu pertama yang menampilkan menit dibuat pertama kali pada abad ke-16. Sistem waktu ini digunakan hingga sekarang oleh kita manusia modern.

Inilah Asal-Usul Kenapa 1hari=24jam, 1jam=60menit, 1menit=60detik

Pernahkah agan2 bertanya-tanya mengapa dalam 1 hari ada 24 jam, dalam 1 menit ada 60 detik, dan dalam 1 detik ada 60 menit? Inilah jawabannya gan. Cekidot





Sistem bilangan yang paling banyak digunakan manusia saat ini adalah sistem desimal, yaitu sebuah sistem bilangan berbasis 10. Namun untuk mengukur waktu kita menggunakan sistem duodesimal (basis 12) dansexadesimal (basis 60). Hal ini disebabkan karena metode untuk membagi hari diturunkan dari sistem bilangan yang digunakan oleh peradaban kuno Mediterania. Pada sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kunomenggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.





Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut dengan“jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam hari.





Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian panjang hari dan panjang malam tidaklah sama, tergantung musimnya(contoh: saat musim panas hari lebih panjang dibandingkan malam). Oleh karena itu pembagian jam dalam satu hari pun berubah-ubah sesuai dengan musimnya. Sistem waktu ini disebut dengan sistem waktu musiman. Pada sekitar tahun 147-127 SM, seorang ahli astronomi Yunani bernama Hipparchus menyarankan agar banyaknya jam dalam satu hari dibuat tetap saja yaitu sebanyak 24 jam, disebut dengan sistem waktu equinoctial. Namun sistem ini baru diterima secara luas oleh saat ditemukannya jam mekanik di Eropa pada abad ke-14.



Hipparcus



Eratosthenes (276-194 SM), seorang ahli astronomi Yunani lainnya membagi sebuah lingkaran menjadi 60 bagian untuk membuat sistem geografis latitude. Teknik ini didasarkan atas sistem berbasis 60 yang digunakan oleh orang-orang Babilonia yang berdiam di Mesopotamia, yang jika ditilik lebih jauh diturunkan dari sistem yang digunakan oleh peradaban Sumeria sekitar 2000 SM. Tidak diketahui dengan pasti mengapa menggunakan sistem bilangan berbasis 60, namun satu dugaan mengatakan untuk kemudahan perhitungan karena angka 60 adalah merupakan angka terkecil yang dapat dibagi habis oleh 10, 12, 15, 20 dan 30.



Eratosthenes


Satu abad kemudian, Hipparchus memperkenalkan sistem longitude 360 derajat. Dan pada sekitar 130 M,Claudius Ptolemy membagi tiap derajat menjadi 60 bagian. Bagian pertama disebut dengan partes minutae primae yang artinya menit pertama, bagian yang kedua disebut partes minutae secundae atau menit kedua, dan seterusnya. Walaupun ada 60 bagian, yang digunakan hanyalah 2 bagian yang pertama saja dimana bagian yang pertama menjadi menit, dan bagian yang kedua menjadi detik. Sedangkan sisa 58 bagian yang lainnya membentuk satuan waktu yang lebih kecil daripada detik.

Sistem waktu ini membutuhkan waktu berabad-abad untuk tersebar luas penggunaannya. Bahkan jam penunjuk waktu pertama yang menampilkan menit dibuat pertama kali pada abad ke-16. Sistem waktu ini digunakan hingga sekarang oleh kita manusia modern.

Rabu, 14 Desember 2011

Ada Kehidupan Di Dalam Bumi ?

Teori Hollow Earth (Ada Bumi Di Dalam Bumi)
Pernahkah agan sekalian mendengar kata "Hollow Earth"? Mungkin hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Hollow Earth adalah sebuah teori (lebih tepatnya konspirasi) yang mengatakan bahwa ada dunia lain didalam bumi yang kita tempati. Dengan kata lain, ada kehidupan lain dibawah tempat kita sekarang.

Apakah agan percaya???

Beberapa orang percaya bahwa ada 2 kehidupan di bumi ini, yang pertama adalah kita, makhluk hidup yang tinggal di kerak bumi, dan yang kedua adalah kehidupan didalam bumi (hollow earth). Mereka percaya bahwa bumi kita ini sebenarnya dalamnya berongga, mempunyai matahari (energi) sendiri, dan mempunyai kehidupan sendiri (kurang lebih mirip dengan yang di film Journey To The Center Of The Earth).

Mereka menyatakan bahwa jauh di dalam rongga tersebut terdapat basis kehidupan lain atau dengan kata lain kehidupan dimana Alien berada, sekaligus basis dari pangkalan UFO (Unidentified flying Object) atau juga Dunia lain yang memang hidup sejak jutaan tahun lampau dengan peradaban yang tinggi ? mungkin saja hal itu benar.

Kepercayaan mereka bukannya tanpa alasan, ada beberapa fakta yang menyebutkan bahwa hollow earth itu ada. Berikut beberapa fakta yang saya dapat.

Seperti pada gambar disamping, bagi mereka yang percaya hollow earth itu ada, jalan satu-satunya menuju dunia bawah tanah adalah dari kutub utara. Didalam sana terdapat matahari sendiri, gravitasi sendiri yang berbanding terbalik dengan gravitasi kita, dan mempunyai daratan (pulau) sendiri.

Salah seorang yang mempercayai keberadaan hollow earth adalah Laksamana Muda Richard E.Byrd (1929). Dia sangat penasaran dengan teori north pole ini, dia percaya akan adanya hollow earth. “I’d like to see that land beyond the (North) Pole. That area beyond the Pole is the Center of the Great Unknown".

Ia mengadakan ekspedisi untuk menyelidiki keberadaan hollow earth tersebut. Ia melakukan penerbangan sejauh 1700 mil, ketika ditengah perjalanan dia mengirimkan pernyataan mengejutkan melalui radio. "ternyata tidak semua daerah kutub itu es dan salju, saya mendapatkan daerah berhutan yang aneh. Tanaman-tanaman disini seperti berasal dari zaman dahulu. Saya juga melihat beberapa hewan-hewan aneh yang tidak pernah saya temui sebelumnya" ungkapnya.

Menurut para peneliti, mungkin Richard E.Byrd bukan hanya terbang mengitari kutub, tetapi dia masuk kedalam cekungan dibalik gunung-gunung es. Mungkin dia masuk kedalam rongga dibalik gunung, dan dia tidak sadar akan hal itu.

Tapi apa mungkin ada celah yang cukup besar untuk sebuah pesawat masuk? lalu kalaupun memang ada, seberapa dalamkah celah itu? kenapa E.byrd tidak menyadarinya? apakah dia berbohong? begitu banyak pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab.

Beberapa legenda atau cerita dalam kitab suci menguatkan teori ini.

Orang-orang Iran, Cina, Aztec dan juga Eddaic mempunyai legenda yang bersamaan maksudnya. Dikatakan bahwa adanya sebuah tempat tinggal yang diperuntukkan bagi dewa-dewa yang merupakan rumpun manusia pertama di planet bumi, dan mereka berkembang biak menjadi banyak. Lokasi tempat itu diberi nama "Pusat Bumi". Entah yang dimaksud 'pusat bumi' itu kutub utara atau justru perut bumi.
Kutub Utara itu sendiri menyimpan rahasia yang tidak banyak orang tau. Orang mengira kutub utara itu ada. Tapi jawaban yang tepat ialah TIDAK ADA. Di belahan utara Bumi tidak ada kutub, yang ada adalah daratan es beku yang sangat luas dimana air laut terus menerus tiada hentinya masuk bagian planet ini. Dan suhu air laut itu sendiri mempunyai suhu cukup hangat (seharusnya dingin). Memang seperti yang dikatakan tadi, tidak masuk akal, darimanakah asal air hangat ini?.


Dr. Fridtjof Nansen dan Kapten C.F. Hall

Satu lagi orang yang mengaku pernah masuk kedalam hollow earth. Adalah seorang penjelajah terkenal bernama Dr. Fridtjof Nansen dari Norwegia. Ia mencoba untuk mencapai kutub utara pada tahun 1895. Ketika ia berada di daerah sana, ia kehilangan arah tujuannya, sehingga tak tahu dimana dia saat itu. Pada tanggal 29 Maret hingga musim bunga tahun 1896 Nansen sama sekali hilang!

Nansen merasa heran mendapatkan dirinya berada di daerah hangat, dan merasakan angin yang bertiup dari utara semakin panas, malah matahari sekali-kali terasa sangat panas dan dapat disimpulkan Kutub Utara mempunyai suhu dan iklim yang hangat. Ia mengukur kedalaman air itu, yang ternyata sangat dalam dan airnya juga hangat. Ia tak tahu dari mana asalnya air itu. Ia juga berjumpa/menemui tapak kaki rubah (binatang yang tak tinggal di kutub) yang masih baru. Serta juga mengalami peristiwa ganjil lainnya. Di kutub utara tak ada gunung berapi yang mengeluarkan debu. Debu-debu itu membuat salju berwarna hitam. Apakah debu itu merupakan debu dari dunia dibawah kutub itu? Mungkin saja!

Pengalaman yang sama dan persis dirasakan juga oleh Kapten C.F. Hall. Ia merasakan juga hangatnya air dan udara kutub, serta melihat rubah, unggas, binatang buruan, anjing laut juga jenis-jenis unggas yang mustahil hidup didaerah kutub (artik).

*****
*****

Memang jika kita lihat dari kesaksian dan pengakuan mereka sepertinya sesaat kita percaya bahwa memang hollow earth itu ada, setidaknya ada keanehan/kejanggalan di daerah kutub.

Agharta

Menurut seorang pelaut Norwegia bernama Olaf Jansen didalam buku biografinya "The Smoky God" menjelaskan bahwa Agartha adalah nama sebuah kota didalam hollow earth. Willis Emerson seorang penulis yang juga menulis kisah perjalanan Jansen didalam buku "Agartha - Secrets of the Subterranean Cities" menjelaskan bagaimana sekoci Jansen berlayar melalui pintu masuk interior bumi di Kutub Utara.

Selama dua tahun ia tinggal bersama penduduk koloni Agharta. Dunia ini diterangi oleh matahari yang lebih berasap, dia menyebutnya "smoky sun". "Shamballa" adalah pusat pemerintahan di Agharta.

Cukup aneh memang bagi kita para orang awam, seperti cerita yang dibuat-buat. Terlalu banyak pertanyaan yang membuat kita penasaran. Saya lanjutkan....

Selama dua tahun tinggal di Agharta, Jansen mendapatkan banyak informasi yang mengejutkan. Menurut mereka, Agharta dulunya juga berada dipermukaan (kerak bumi), namun karena perang dahsyat yang terjadi pada masa itu menenggelamkan mereka kedalam bumi. Mereka mengaku Agharta adalah sisa-sisa peradaban Atlantis dan Lemuria.

Dahulu Atlantis dan Lemuria adalah dua kota terbesar dan termaju. Kemudian kedua bangsa ini bertempur, berperang dahsyat. Perang Thermo Nuclear yang dilancarkan kedua bangsa menyebabkan keduanya hancur dan jatuh kedalam bumi. Sisa-sisa pertempuran Atlantis dan Lemuria masih ada di permukaan, yaitu Gurun Sahara, Gurun Gobi, Bagian selatan Australia, dan Gurun di AS.


Selain itu Jansen juga berhasil mengetahui terdapat beberapa titik yang dipercaya menghubungkan Agharta dengan permukaan. Beberapa titik tersebut adalah:

1. Gua Mommoth Kentucky, di selatan Kentucky, Amerika Serikat.

2. Gunung Shasta, California, Amerika Serikat - kota Agharthean diduga terhubung dari bawah gunung ini.

3. Manaus, Brazil.

4. Mato Grosso, Brasil - dipercaya kota Posid terletak di bawah dataran ini.

5. Iguacu Falls, perbatasan antara Brazil dan Argentina.

6. Gunung Epomeo, Italia.

7. Pegunungan Himalaya, Tibet - pintu masuk diduga dijaga oleh para rahib Hindu.

8. Mongolia - kota bawah tanah Shingwa diduga ada di bawah perbatasan Mongolia dan Cina.

9. Rama, India - di bawah permukaan kota ini memang terdapat kota bawah tanah yang sudah lama hilang bernama Rama.

10. Pyramid of Giza, Mesir.

11. King Solomon's Mines

12. Kutub Utara dan Selatan, dan

13. Segitiga Bermuda.

15 Negara dengan Cadangan Minyak terbanyak


Minyak adalah salah satu komponen penting yang ada di dunia ini, Bagaimana tidak, hampir sebagian besar mesin dan kendaraan di dunia memakai bahan bakar minyak, baik yang berupa bensin, aftur, solar, dan lain-lain. dan Walaupun persediaan minyak di dunia ini makin hari makin menyusut, Ternyata minyak di dunia ini masih tersedia cukup banyak lho (tapi mentang-mentang masih banyak , jangan boros ya). kalo ga percaya, ni kita kasih post tentang daftar 10 negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia
15: Mexico
Prediksi cadangan minyak: 11.65 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 3.19 juta barrel
Produksi minyak mentah: 2.79 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 2.13 juta barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 1.54 juta barrel

14: Qatar
Prediksi cadangan minyak: 15.2 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 1.2 juta barrel
Produksi minyak mentah: 940,000 barrel
Konsumsi dalam negeri: 120,000 barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 2,000 barrel

13: China
Prediksi cadangan minyak: 16 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 3.97 juta barrel
Produksi minyak mentah: 3.79 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 7.57 juta barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 13,000 barrel

12: Amerika Serikat
Prediksi cadangan minyak: 21.3 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 8.51 juta barrel
Total Crude Production: 4.95 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 19.48 juta barrel

11: Kazakhstan
Prediksi cadangan minyak: 30 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 1.43 juta barrel
Produksi minyak mentah: 1.35 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 239,000 barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 19,000 barrel

10: Nigeria
Prediksi cadangan minyak: 36.2 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 2.168 juta barrel
Produksi minyak mentah: 2.165 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 286,000 barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 1.13 juta barrel

9: Libya
Prediksi cadangan minyak: 41.5 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 1.88 juta barrel
Produksi minyak mentah: 1.74 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 273,000 barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 117,000 barrel

8: Russia
Prediksi cadangan minyak: 60 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 9.79 juta barrel
Produksi minyak mentah: 9.36 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 2.9 juta barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 414,000 barrel

7: Venezuela
Prediksi cadangan minyak: 87.03 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 2.64 juta barrel
Produksi minyak mentah: 2.39 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 760,000 barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 1.36 million bar

6: United Arab Emirates
Prediksi cadangan minyak: 97.8 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 3.05 juta barrel
Produksi minyak mentah: 2.68 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 463,000 barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 10,000 barrel

5: Kuwait
Prediksi cadangan minyak: 104 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 2.74 juta barrel
Produksi minyak mentah: 2.59 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 325,000 barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 181,000 barrel

4: Iraq
Prediksi cadangan minyak: 115 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 2.39 juta barrel
Produksi minyak mentah: 2.38 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 638,000 barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 484,000 barrel

3: Iran
Prediksi cadangan minyak: 138.4 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 4.17 juta barrel
Produksi minyak mentah: 4.05 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 1.8 juta barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 0

2: Canada
Prediksi cadangan minyak: 178.59 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 3.350 juta barrel
Produksi minyak mentah: 2.59 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 2.26 juta barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 2.45 juta barrel

1: Saudi Arabia
Prediksi cadangan minyak: 266.7 milyar barrel
produksi harian::
Total produksi minyak: 10.7 juta barrel
Produksi minyak mentah: 9.26 juta barrel
Konsumsi dalam negeri: 2.29 juta barrel
Volume ekspor ke amerika (2007): 1.49 juta barrel

Selasa, 13 Desember 2011

Tahukah Kamu Penyumbang Oksigen Terbesar Untuk Bumi Kita?

Kalau jawaban kalian adalah pohon, ups maaf masih salah. Pohon adalah salah satu penyumbang oksigen, akan tetapi hanya sebesar 20% untuk bumi. Pohon berguna untuk mitigasi (mengurangi) karbondioksida yang ada di bumi.

Jadi untuk mengurangi dampak pemanasan global, tanamlah pohon agar CO2 nya dapat dimanfaatkan oleh pohon. Karena nilai wajar dari CO2 adalah 0,1% di bumi ini, tetapi tahun 2010 ini kadar CO2 di atmosfer bumi sudah mencapai 0,3%.

Jadi jawaban yang benar adalah Plankton, khususnya adalah Fitoplankton. Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar.

Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.

Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.

Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup.

Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu.

Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan paus.

Plankton adalah organisme yang menyumbang 80% kebutuhan oksigen yang ada di bumi ini. dengan kemampuannya berespisari menghasilkan gelembung-gelembun oksigen yang terdapat di dalam laut, oksigen tersebut terlepas ke udara dan menjadi gas yang bisa kita nikmati sekarang.

Para ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan plankton secara tidak langsung dapat membuat awan yang dapat menahan sebagian sinar matahari yang merugikan. Sehingga plankton bisa membantu memperlambat proses pemanasan bumi.
http://zonaikan.files.wordpress.com/2009/12/phytoplankton.jpg

Dierdre Toole dari Institusi Oceanografi Woods Hole (WHOI) dan David Siegel dari Universitas California, Santa Barbara (UCSB) adalah dua peneliti itu.

Penelitian yang dibiayai oleh NASA tersebut mengungkapkan ketika matahari menyinari lautan, lapisan atas laut (sekitar 25 meter dari permukaan laut) memanas, dan menyebabkan perbedaan suhu yang cukup tinggi dengan lapisan laut di bawahnya. Lapisan atas dan bawah tersebut terpisah dan tidak saling tercampur.

Plankton hidup di lapisan atas, tapi nutrisi yang diperlukan oleh plankton terdapat lebih banyak di lapisan bawah laut. Karenanya, plankton mengalami malnutrisi.

Akibat kondisi malnutrisi ditambah dengan suhu air yang panas, plankton mengalami stress sehingga lebih rentan terhadap sinar ultraviolet yang dapat merusaknya.

Karena rentan terhadap sinar ultraviolet, plankton mencoba melindungi diri dengan menghasilkan zat dimethylsulfoniopropionate (DMSP) yang berfungsi untuk menguatkan dinding sel mereka.
http://oceanmotion.org/images/background/role-big.gif

Zat ini jika terurai ke air akan menjadi zat dimethylsulfide (DMS). DMS kemudian terlepas dengan sendirinya dari permukaan laut ke udara.

Di atmosfer, DMS bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk sejenis komponen sulfur. Komponen sulfur DMS itu kemudian saling melekat dan membentuk partikel kecil seperti debu. Partikel-partikel kecil tersebut kemudian memudahkan uap air dari laut untuk berkondensasi dan membentuk awan.

Jadi, secara tidak langsung, plankton membantu menciptakan awan. Awan yang terbentuk menyebabkan semakin sedikit sinar ultraviolet yang mencapai permukaan laut, sehingga plankton pun terbebas dari gangguan sinar ultraviolet.

Proses ini sebenarnya telah beberapa tahun dipelajari di laboratorium oleh para ilmuwan, namun proses alamiahnya baru kali ini dapat dipelajari.

Awan yang disebabkan oleh plankton ini, dipercaya dapat memperlambat proses pemanasan bumi, serta memiliki efek besar tehadap iklim bumi. Namun, untuk membuktikan hal tersebut, masih harus dilakukan penelitian lanjutan yang seksama.

Penelitian yang dilakukan di Laut Sargasso, lepas pantai Bermuda ini juga menemukan secara mengejutkan bahwa partikel DMS ini dapat terurai dengan sendirinya di udara setelah tiga sampai lima hari saja. Padahal, karbondioksida di udara, dapat bertahan hingga berpuluh-puluh tahun.

Karena penguraian alamiah DMS sangat cepat, DMS tidak akan menimbulkan efek rumah kaca, tidak seperti karbondioksida.

Jadi bersyukurlah karena mereka kita masih bisa menghirup udara dengan bebas untuk kelangausngan hidup. Lalu yang terpenting dan terutama, bersyukurlah karena Tuhan mu telah menciptakan mereka.