Bagaimana kita dapatkan informasi tentang sumur minyak pertama dalam Al Qur'an? Untuk menjawab hal ini, pembaca perlu merujuk pada tulisan "BAGAIMANA CARA MEMBUAT BAJA" atau "TINJAUAN TAFSIR ……" karena pembahasan tentang sumur minyak ini tergantung pada bagaimana kebenaran tafsir kata "AL QITHR", dan tulisan ini sebenarnya hanyalah pengembangan dari dua tulisan tersebut. Kalau kita tinjau kembali penafsiran kata "AL QITHR" pada kedua tulisan tersebut jelas, bahwa "AL QITHR" lebih tepat diartikan sebagai "TER / TAR / TIR" yang merupakan "MINYAK MENTAH". Dalam Al Qur'an Surat Saba ayat 12 berbunyi "wa asalnaa lahuu 'ainal qithr. Jika kata "qithr" di sini diterjemahkan sebagai "ter/tir" yang merupakan "minyak mentah" maka tidak memerlukan tafsiran tambahan dengan kata "yang meleleh" seperti yang terdapat pada kitab-kitab tafsir dan Terjemah Al Qur'an. Kalau kita teliti kembali ayat tersebut dengan seksama, ada dua kata yang menurut penulis sangat signifikan dalam mengkaji kebenaran akan ayat tersebut yaitu ASALNAA (kami alirkan) dan 'AIN. Sesuatu yang dialirkan secara bahasa biasanya berkaitan dengan benda cair. Dengan demikian QS Saba ayat 12 lebih tepat terjemahannya adalah "dan kami alirkan padanya (Nabi Sulaiman) sumur minyak (spring of oil)". Kesimpulannya, boleh jadi SUMUR MINYAK PERTAMA sudah ada sejak Nabi Sulaeman.Wallaahu a'lam.
Minggu, 11 Desember 2011
SUMUR MINYAK PERTAMA MENURUT AL QUR’AN?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar, asal ga' anarkis . . .